Keiklasan atau Dendam :)
Gw tercengang melihat kelakuan gw yg menyebabkan semua orang rumah, sahabat, sepupu bahkan tetangga datang untuk menyelamatkan gw dari tingkah bodoh gw. Terlalu bodoh buat gw berfikir kalau dengan memberi judge "sebuah gitar" maka saya tidak hanya kehilangan gitar, sweater, boneka, hiasan dinding baju, kaos, hati seseorang akan keiklasan dan barang lainnya yg telah saya berikan tulus dan pengorbanan tinggi kepada seseorang. Sangat bodoh menganggap bahwa mereka tidak peduli kepada saya. Asap kepal membumbung diruang saya, tak ada lagi celah buat bernafas. Teriakan orang diluar seakan merupakan doa supaya saya agar tetap hidup. Bukan hanya hati, tp jiwa saya hilang. Tak peduli lagi apa yg terjadi pada saya. Sikap keegoisan saya menutup mata saya untuk mendengarkan doa dari teriakan orang diluar ruang. Kaca tebal di lindungi tralis pun menjadi korban untuk menyelamatkan saya. 
Malam sebelum kejadian itu saya berada di ruang ini dengan sahabat saya, namun rasa bersalah akibat perkataan saya di sebuah media T mengubah pandangan dia tentang saya. Perkataan emosi dicampur dengan  sayang yg besar membuat saya berfikir biarkan dia sakit sekarang asal dia tidak sakit lagi yg lebih dalam. 
Keinginan orangtua yang sulit untuk saya ubah, dan saya ga paham mengapa mereka begitu terhadap saya. Dan barulah kali ini saya merasakan dimana tekanan terbesar ada di bahu saya. Bingung akan tidak maunya saya untuk menyakiti hatinya lebih dalam lagi dan rasa putus asa akibat tak pernah lunaknya sikap orang tua saya terhadap dia ,yg tadinya saya berharap waktu dapat ngikis sikap itu. Namun hingga setahun lebih saya berhubungan dengan jiwa saya ini "sebut MBEM" ,tetap saja mereka begitu. 
Saya tidak ingin menyakiti lebih dalam lagi perasaan nya. Pembelajaran iklas yg ia ajarkan kepada saya membuat saya harus menyudahi ini. Pada saat itu memang terjadi percekcokan ,dan pada saat itu hari saya miris sakit dan ga mau lagi dia menangis lagi. Namun saat itulah emosi saya terpecah. Hujatan demi hujatan ak lempar padanya agar dia membenci saya. Dan thats it..sangat membenci saya. Hingga saat saya mencoba dengan berat untuk berjumpa ama dia namun tega atau apalah dia hanya mengijinkan saya untuk melihatnya dari ujung pagar. Dan saat itu jg saya kaget bahwa dia sudah kerumah saya paginya namun mengembalikan semua barang saya ,tidak hanya gitar namun semua.. Semuanya.. Rasa sangat sedih mendapat tusukan demi tusukan didada saya. Saya tak sanggup untuk pulang. Saat itu saya lanjutkan untuk pergi ke puncak malam itu jg. Berfikir dengan udara dingin dapat menenangkan jiwa saya. Namun ga sama sekali. Pukul 3 saya balik kearah jakarta dan pulang. Orang tua saya membukakan pintu buat saya ,dan saya hendak mencari barang yg telah orang tersayang saya bawa kembali kesini. Dan hilangnya hati saya dan jiwa saya benar benar terjadi. Saya ga kuat dan menelfon dia dari ponsel saya. Semua barang yg telah kuberikan untuknya bahkan foto saya pun ia kembalikan. Saya ga sanggup dan sebagai lelaki saya lemah dan menangis saat itu pula saya menyuruh orang rumah keluar dari ruangan saya. Gitar pun yg menjadi awal nya ku hancurkan, penyesalan besar buat hidup saya, bahkan boneka yg saya berikan untuk pengganti saya dibalikkan dan saya ga kuasa merobek boneka itu. Pakaian dan barang barang lain ak hancurkan. Namun kenapa ada barang yg ak kasih buat orangtuanya disini? Apa mama saya ini jg berlaku yg sama karena "tulisan GITAR" saya? Saya ga tahan dengan semuanya. Pecahkan kaca dikamar dan pecahan itu kubuat untuk melukai diri saya. Pagi tiba dan saya belum tertidur. 
Setelah saya bernegosiasi dengan keluarga saya ,dan saya mendapat sms yg sangat nusuk dalam di jantung saya. Keinginan hidup hilang, harapan masa depan hilang dan akhirnya kukumpulkan semua barang itu di dekat pintu ruangan saya yg terkunci. Tingkah bodoh saya menguak dan membakar semua barang itu. Asap tebal membumbung keluar dari kamar saya. Warga sekitar panik, tetangga pun panik terlebih orang tua saya dan sahabat saya yg meneriaki saya untuk sadar. Saat saya sadar akan tingkah saya yg bodoh ini, saya menyadari kalau saya TELAT. api sudah membesar, nafaspun tak bisa karena asap hitam dari boneka pemberian saya yg terbakar. Kesadaran saya hilang. Kaca dipecahkan dan tralis di bobol paksa oleh tetangga. Dan saya dikeluarkan dari kamar dan api segera dipadamkan. Mereka nangis bersama saya, mereka tersedak pilu bersama saya. Pikiran yg tadinya mereka ga peduli sama saya berubah seketika, dan berbalik ketika saya mendengarkan obrolan telfon sahabat saya dengan mantan saya itu. 
Sekarang siapa yg peduli atau pura pura peduli. Apa karena judgement saya dia rela untuk kehilangan nyawa saya. Bahkan terlalu sakit untuk saya dengar. Seolah seperti palsu perkataan sahabat saya. Dan saya menyadari saya bukanlah bermimpi. Mereka nangis untuk saya, mereka berjuang untuk nyawa saya. Yang saya lihat disini DENDAM yg ada lg antara saya dan orang yg saya sayang itu. Jika dia sayang saya, saya yakin dia tidak akan sanggup berkata demikian terhadap sahabat saya tentang saya. Jika dia sayang saya dengan iklas dia tidak akan mengirimkan barang semuanya itu kecuali memang dia berniat untuk menghancurkan saya. Jika dia sayang dengan saya ,tidak akan keluar sms yg menyakitkan itu dan perkataan TEGA itu buat saya.
Saya belajar banyak dari tragedi ini, semua jelas adanya. Dan saya gak akan snggup lagi untuk memberikan hati saya ke orang lain. 
Note: buat km yg semoga baca, kalau kamu masih marah dan terlalu sakit dengan judgement ak, dari nyawa saya, saya meminta maav yg sebesar2nya. Dan kalau maksud kamu agar ak merasakan sakitmu , saat itu ak lebih dari kata gila. Thnks for loving me.. 
Salam taufiq.
0 Responses